Rabu, 04 Agustus 2010

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.


Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan dmeikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.

Sosialisasi Masyarakat


Seperti yang kita ketahui sosialisasi merupakan proses penanaman dan pengenalan nilai-nilai serta norma yang berlaku dalam masyarakat. Seorang anak di harapkan akan mampu menjadi kelompok masyarakat yang baik.

Sosialisasi dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.
Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other.
Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.


Senin, 21 Juni 2010

Pengaruh Budaya Barat terhadap Remaja

Dewasa ini banyak perilaku-perilaku remaja yang menyimpang dari nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Misalnya, berpakaian mini, memakai cat rambut yang berwarna-warni, bertato, bertindik(laki-laki), minum minuman keras, dan sebagainya. Tindakan tersebut terjadi akibat pengaruh kebudayaan barat yang masuk ke dalam indonesia atau yang lebih dikenal dengan istilah westernisasi. Pengaruh negatif tersebut dapat dicegah apabila generasi muda memiliki filter yang kuat.
Di antara filter tersebut adalah:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha esa
2. Menjunjung tinggi nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat
3. Melestarikan kebudayaan bangsa
4. Memilah-milah kebudayaan asing yang nasuk ke Indonesia
5. Memperketat pengawasan orang tua terhadap anak.

Kepribadian Sosial

Kepribadian sosial adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Hal tersebut menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas seerti sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan yang sama setiap hari. Secara sosiologis, kepribadian terbentuk melalui proses sosialisasi yang dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai menjelang akhir hayatnya sehingga melalui proses sosialisasi seorang individu mendapatkan pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya.

Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan ciri watak yang khas dan konsisten sebagai dentitas seorang individu. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas pada saat seseorang berhubungan dengan orang lain. Kepribadian menekankan bahwa dalam melaksanakan suatu hal harus dengan cara seperti yang dilakukan sebelumnya. sifat pemarah, agresif, pendendam ,dan akan mempengaruhi kepribadian seseorang.